RAHMA (2)
Aku, juga kenyataan mu,
adalah kemungkinan-kemungkinan
yang hanya tertawa sendiri.
Di hati, kesetiaan bisu.
Dan cintamu selalu berbentuk
kekekalan dan ragu.
Aku tahu mana yang mampu kutahan.
Aku pun mengerti airmata bukan kata-kata.
Namun entah, mengapa
kebahagiaan selalu hilang
ke arah senja.
Sedang aku tak mampu melukisnya.
(Bangkalan, 23 Des 2010)
No comments:
Post a Comment