Thursday 29 December 2011

bukan CHAPTER tapi masuk CHAPTER

Tuhan, mengapa Kau menunjuk lelaki itu sebagai perantara kebahagiaanku. Mengapa harus ia yang Kau pilih. Ia takkan sanggup menerima keadaanku yang tentu baginya adalah hal tidak adil. Tuhan, aku tahu, keberadaan di hatinya tak kan pernah ada. Aku bukan hal yang wajar baginya. Aku bukan sesuatu yang pantas untuk ditempatkan di hatinya.

Bangkalan

Merintih dalam Tahajjudku...

"Aku tahu, kita takkan bertahan lama. Aku tahu batasku memujamu tak seperti musim hujan, bukit-bukit, atau yang ingin kita tandai jauh di luar jendela. Dingin ini, serta lembut tanganmu-kupandang apa adanya. Selebihnya, mungkin tentang kita nanti, yang tanpa akar--tumbuh, dan berharap-harap; adalah yang lebih lengkap dari jumlah perasaan yang ingin kau sebut itulah kelemahanku. Mungkin suatu saat kita duduk berdampingan, bergandeng tangan, dan masih bertahan dalam ketakutan masing-masing. Namun andai kau mampu, aku ingin menjadi perepmuan yang tidak mudah dilupakanmu"


Bangkalan, 2010

Chapter 22

Betapa jauh kesetiaan. Betapa waktu kian larut menjadi malam. Dan hasratku-entah mengapa selalu ingin memandangMu. Aku butuh Kau menghembus. memberiku surat baru, lagu-lagu cinta yang baru. Juga hal yang tetap ingin Kau mekarkan dalam genggamanMu. Aku butuh Kau di dekatku. Berisyarat sambil bertahan selama mungkin. Aku akan berkata sayang padaMu lebih seribu kali. Dan jika kita telah sama, menaruh luka sebagai kata-kata, maka hari itu terbitlah hidupku. 
Bangkalan, 31 Januari 2011

Chapter 21

Ingatanku, doa kepadaMu. Kupanjatkan siang dan malam. Agar kau selalu baik, menerima keadaanku, disisiMu.

Bangkalan, 13 Januari 2011

Chapter 13

Sayangku, dari apa kau membuat air mataku?
sehingga aku merasa amat sanggup
memandang seluruh isi hatimu. 
Tanpa sadar,
bahwa sebenarnya itu adalah 
hanya angan-angan.

Bangkalan, 26 Januari 2011

Chapter 8

Jalan, rumput, dan ruang yang kita ciptakan di samping pohon asam itu adalah tujuan dimana kita bermimpi. Mimpi kita sempit, begitulah katamu. Menandai pantai yang bening dan jauh. Kupu-kupu menarik diri ke utara, mirip kesetiaan ikan. Sebelum siang kita datang. Menerima salam yang gugur. Menjadi hujan nanti. Menjadi hari yang dilahirkan. Kemudian kita berhenti, di tengah sepi. Di tengah mimpi. 

Arosbaya, 26 Desember 2010

CHAPTER 12

Untuk kesekian kali kupanggil dirimu.
Sesekali kubuat alasan baru
agar kau terus bertahan 
dan mampu kudengarkan.
Luka lebih setia dari segumpal dada,sayangku...

Dari perjumpaan paling merona perkenalan kita,
hatimu yang putih.
Juga warna waktu yang selalu
membuat kita ingin berdampingan....
adalah mabuk, adalah khayal
adalah pembicaraan kita di bawah purnama.

Aku ingin menjadi laki-laki yang memberimu sehelai rumput.
Dengan cara yang tak ada selain sempurna.
Seperti mata surga.

Bangkalan, 12 Januari 2011
Wednesday 28 December 2011

Chapter 40

Meninggalkanmu;
pesan yg tak pernah bisa
kuwujudkan bentuknya.




Bangkalan, 18 November 2011

Chapter 38

Pagi menulis dirinya sendiri.
Pagi tumbuh dengan pengecualian
bahwa semalam ia telah bermimpi tentang keutuhan,
sepotong cinta,
jg dadanya yang memar lantaran
hujan tak pernah tiba.
Ia terus menuliskan sesuatu.
Seperti pikiran,
seperti wajah2 yang baru ia kenali.
Dan di atas matanya,
ia buat pelukan dari air dan pasir.

Bangkalan, 11 Oktober 2011

Chapter 36

Tuhan,
aku menyayanginya sampai pada keadaan
sesulit apapun.
Sesakit apapun.
Bangkalan, 12 sept 2011/01.30 WIB

Semua dari Hati

Mungkin tidak banyak orang yang 
menganggap sejarah itu penting. 
Jika begitu, 
dari mana mereka belajar mengetahui
tentang apa yang disebut salah atau benar. 

M. Helmy Prasetya. (8 nov 11, 10:26 am)

Chapter 39

Seperti apa dirimu kini. 
Masih hujankah? 
Atau telah menjadi kemungkinana dari 
hal-hal akan terus bergerak tanpa henti. 
Seperti pada sebuah sibuk, 
rasa lelah, juga sepenggal waktu
yang tak sempat lagi kau nyanyikan. 
(Bangkalan, 10 nov 11, 08:00 am)

Astrid - Merpati Putih

Mengering sudah bunga di pelukan
Merpati putih berarak pulang terbang menerjang badai
Tinggi di awan, menghilang di langit yang hitam

S'lamat berpisah kenangan bercinta
Sampai kapankah jadinya aku harus menunggu
Hari bahagia seperti dulu

Terserah kasih kembali mesra
Bercumbu langit memadu satu janji berjuta bintang
Dalam pelukan sehangat pagi yang cerah

Wujud Tanpa Sosok

Aku ingin kau kembali....
Dan tidak meninggalkanku lagi...
Ketika menulis ini, yang ada hanya rasa ingin memiliki.
Seutuhnya!
Pulang, aku ingin kau yang mengantarkannya...